Review Laskar Pemimpi


Alasan Saya menonton film ini:
1. Dibayarin kakak Saya. =P
2. Penasaran juga film perang yang dicampur dengan sedikit musikal akan kayak apa.
3. Karena pemainnya Project Pop juga.


Sinopsis:
Agresi Militer Belanda II bulan Desember 1948 membuat Sri Mulyani (Tika Project Pop) terbuang dari kampung halamannya di Maguwo, Jawa Tengah. Sri yang lugu mengembara sampai ke wilayah Panjen dan bertemu dengan pasukan gerilya Indonesia pimpinan Kapten Hadi Sugito (Gading Marten) yang sedang membuka pendaftaran anggota baru

Bersama Sri hari itu, Udjo, putra seorang ningrat yang mendaftarkan diri karena diperdaya Wiwid (Shanty) gadis pujaan hatinya. Selain itu,  ada Ahok (Odie Project Pop) dan Tumino (Gugum Project Pop), pemuda desa dari wilayah sekitar Panjen. Mereka kemudian bergabung dengan Toar (Yosi Project Pop) pemuda rabun yang sudah lebih dulu menjadi gerilyawan, Kopral Jono (Dwi Sasono) yang sering diturunkan pangkatnya, dan Letnan Bowo (T. Rifnu Wikana) tangan kanan Kapten Hadi Sugito.

Sebelum Sri dan teman-temannya mendapat bekal bertempur yang memadai, pasukan KNIL di bawah pimpinan Letnan Kuyt sudah menyerang basis mereka, desa Panjen. Letnan Kuyt menculik Wiwid dan adiknya, Yayuk (Masayu Anastasia) hingga menimbulkan kemarahan Kopral Jono dan anggota baru gerilyawan Panjen 

Di bawah pimpinan Kopral Jono, laskar yang minim pengalaman itu nekad kabur dari markas untuk membebaskan teman-teman mereka. Dengan hanya mengandalkan keterangan dari Once (Oon Project Pop) tentara KNIL yang mereka tawan, dan laskar mbalelo itu menyerbu markas Letnan Kuyt. Akibatnya, mereka malah terdesak lalu ikut ditawan. Untunglah Letnan Bowo dengan pasukan Panjen lainnya menyusul  dan membebaskan mereka 

Ulah Kopral Jono dan anak buahnya itu membuat Kapten Hadi murka. Mereka dipecat dengan tidak terhormat. Hal ini membuat mereka tidak diikutsertakan dalam serangan besar ke Yogya tanggal 1 Maret 1949 yang dipimpin Letkol Soeharto. Tapi, semangat bertempur Kopral Jono dan para laskar terbuang itu tidak surut. Diam-diam mereka bergerak sendiri mencegat pasukan bantuan Belanda dalam suatu misi nekad, mereka dikenal sebagai pasukan elite oleh pasukan Siliwangi, dan turut mencatatkan sejarah sebagai pahlawan ugal-ugalan yang terlupakan.


Review:
Gue rasa ini adalah film terbaiknya Monty Tiwa sebagai sutradara & penulis skenario. Meskipun Gue belom menonton Keramat yang katanya juga bagus. Meskipun ceritanya sendiri tidak terlalu istimewa buat Gue dan tidak terlalu dalam tentang cerita sejarahnya sendiri. Namun untuk sekedar hiburan dan lebih komedi, maka tidak terlalu masalah buat Gue. Diantara semua Project Pop, buat Gue aktingnya yang paling menonjol adalah Yosi. Yang lain Gue merasa karakter yang mereka perankan memang keseharian mereka. Hehehehe. Dan Gue suka semua lagu – lagu yang ada di film ini. Penampilan perdana Gading Martin pun tidak terlalu istimewa. Seperti biasa Dwi Sasono dan Teuku Rifnu selalu total. Shanty, Marcell, dan Masayu pun aktingnya standard. Celotehan2 yang sangat Indonesia berhasil membuat ketawa dari awal hingga akhir film. Yang paling lucu ketika Oon disiksa oleh para kompeni.
Kompeni: ”Dimana teman2 kamu?”
Oon: ”Di.. Di.. Di Radio Aku dengar” (sambil bernyanyi)
Asli saraappp!! Hahahahaha. Kali ini Gue nonton di Bogor pas hari Minggu dan cukup ramai. Andai film Indonesia bisa seperti ini setiap hari... 




Gue engga tau lagunya judulnya apa. Yang jelas pas di scene ini Gue suka sama lagunya. 

2 komentar:

Rijon mengatakan...

Kok menurut saya filmnya cenderung biasa saja, konyol, garing, malah terlalu dibuat-buat ya? :)

Anyway, mampir ke blog saya juga ya. Boleh tuker link?

Lady Arianne Bernadi mengatakan...

saya sih cuman suka sama project popnya ajaa. hehehehe. selera sih.