Review Jakarta Maghrib


Begitu Gue tau kalo Mas Salman Aristo jadi sutradara, Gue exicted banget buat tau filmnya bakal kayak apa yaa? Secara setiap skenario film yang dia buat engga ada yang jelek. =) Nah begitu filmnya keluar & tau para pemainnya adalah pemain – pemain handal, makin engga sabarlah Gue. Apalagi Gue sempet BT waktu di JIFFEST cuman invitation only. T.T Untungnya bulan ini film Jakarta Magrhibnya Mas Salman diputer di Kineforum. Nontonlah Gue kesana & tumben2an selama 2x Gue nonton di Kineforum, hari itu kursinya penuh setelah sebelumnya film Hope & Working Girls juga rame, bahkan pake 5 kursi tambahan boo. Braavvoooo!!! Andai yaa setiap hari film2 indie Indonesia bisa penuh kayak gini. Hehehehe. Oke, Jakarta Maghrib terdiri dari 5 cerita pendek tentang penduduk kota Jakarta (mengambil sudut pandang suami istri, religi, relasi dengan tetangga, anak kecil & orang dewasa) di saat menjelang maghrib.

1. Iman Cuman Ingin Nur
            Diperankan oleh Indra Birowo & Widi Mulia, menceritakan tentang hubungan suami istri yang sudah lama tidak melakukan hubungan sex. Iman yang seorang satpam masih menumpang di rumah mertuanya & mempunyai seorang bayi. Karena kehadiran bayi tersebut, Iman (orang Jawa) merasa kurang diperhatikan & kurang belaian dari Nur isterinya (orang Betawi). Hingga maghrib tiba... (nonton sendiri aja yaa). Dalam cerita ini terasa sekali dialog2 sosial yang menyentil pemerintah. Mulai dari gas elpiji & lumpur Lapindo.

2. Adzan
            Diperankan oleh Asrul Dahlan & 1 lagi Gue lupa namanya. Hahahaha. Menceritakan tentang seorang kakek tua yang rajin membersihkan & mengurus mesjid, meskipun sudah jarang orang yang melakukan ibadah di mesjid tersebut, dengan tulus hati si kakek mau melakukan kegiatannya tersebut setiap hari. Namun di gang tersebut, ada seorang preman yang kerjaannya mabok & menodong uang dari anak kecil. Pada hari itu kebetulan si kakek & sang preman berbincang di warung si kakek yang berada di depan mesjid. Perbincangan tentang kehidupan religi. Pemahaman yang beda antara keduanya membuat sang preman sadar. Dan hingga maghrib tiba....      

3. Menunggu Aki

            Diperankan oleh Lukman Sardi, Ringgo, Desta, Fanny Fabriana & 1 lagi engga tau siapa namanya. Hehehehe. Bercerita tentang di suatu komplek para penghuni tersebut sedang menunggu tukang nasi goreng yang bernama Aki. Konon kabarnya nasi gorengnya tersebut wueennaaakkkk sekali. Sehingga orang2 tersebut menggemari nasgor si Aki. Namun hari itu si Aki yang ditunggu2 lama sekali datangnya. Sehingga Lukman yang berprofesi sebagai pengacara, Ringgo yang berprofesi sebagai dokter, Desta yang berprofesi sebagai karyawan, Fanny yang berperan sebagai reporter & 1 lagi yang Gue lupa namanya berperan sebagai PRT, berkumpul menjadi 1 di sebuah taman sambil berbincang2. Ternyata pada hari itu mereka baru kenal nama satu sama lain & profesi mereka. Lagi2 disini terselip dialog2 realita yang memang terjadi di kota Jakarta ini. Gue suka cerita ini dibanding 2 sebelumnya. Karena memang warga Jakarta seperti ini adanya. Jujur, Gue aja engga tau samping kanan kiri kostan Gue namanya siapa & profesinya apa. Padahal Gue disini sudah mau hampir 1 tahun. Karena orang2 di Jakarta ini rata2 kan suka malas bersosialisasi karena sudah capek beraktivitas. Terus memang kalao dilihat2 seperti yang ada pada cerita, memang saat ini banyak PH2 yang membuka kantor di rumah. Padahal seperti kita ketahui ada larangan rumah dijadikan usaha karena akan mengganggu warga sekitar. Belum lagi satpam yang diam saja bila terjadi ribut2 (hal ini juga pernah Gue lihat dengan mata kepala sendiri). Lalu banyak juga orang yang tidak mau dicalonkan jadi ketua RT karena takut akan direpotkan, parkir sembarangan di depan rumah orang (makanya sering kita lihat ada orang yang memasang papan ”Dilarang Parkir Di Depan Pintu”), & dambaan adanya kerja bakti di komplek yang sekarang sudah musnah. Tapi memang begitulah kita. Semua yang ada di cerita tersebut memang benar adanya. Belom lagi ketika mereka menjelek2an PH tersebut yang suka bikin ribut, reporter yang kritis mengajak untuk bersama2 memberi peringatan, eh mereka semua malah ciut nyalinya. Itulah orang kita. Hanya bisa menjelekkan namun tidak berani bertindak. Kalao Gue ada disitu Gue sudah pasti ikut si reporter sambil bawa minyak goreng & korek api. Nah yang spesial disini selain pemain yang banyak, shootnya cuman 1. long shoot & cuman bisa 1 take oke gitu. Dulu waktu workshopnya Ko Guntur, dia pernah kasih liat ada film panjang Rusia yang cuman 1 long shoot. Sumpah itu keren banget! & akhirnya ada film Indonesia yang buat seperti itu. Hehehehe.

4. Cerita Si Ivan
            Diperankan oleh Ence Bagus & lagi2 Gue lupa siapa nama anak kecilnya yang jadi Ivan. Hehehehe. Maap yak. Bercerita tentang Ivan yang suka main PS di rentalnya Ence. Karena kesukaannya itu ia pun rela bolos sekolah madrasahnya. Namun sayang sekali saat itu rental pun penuh. Ivan pun harus menunggu lama. Hingga waktu menjelang maghrib dengan harapan anak2 yang main itu segera pulang, Ivan pun mencoba menakut2i mereka dengan cerita horor yang dilihatnya di film horor. Ia berkata jika anak kecil pulang maghrib2, katanya akan diculik oleh miss kunti / kolong wewe / genderuwo. Wkwkwk. Ketika lihat cerita ini jadi inget masa kecil deh. Mau2nya dibegoin sama ini mitos.

5. Jalan Pintas
            Diperankan oleh Reza Rahardian & Adinia Wirasti. Bercerita tentang pasangan yang menjalin hubungan selama 7 tahun. Si cewe sepertinya sudah kebelet ingin menikah & tipikal perempuan yang sabar, lembut, & mapan. Sedangkan si cowo masih belum mau menikah & tipikal laki2 yg emosian, egois, masa depan engga jelas, & sok tahu. Hari itu mereka akan ke pernikahan adik perempuan si cowo & mereka sudah harus sampai sebelum maghrib. Hubungan mereka diragukan oleh orang tua mereka. Oleh karena itu mereka dipercayakan untuk mengurus konsumsi pernikahan tersebut. Sepanjang cerita kita hanya melihat pasangan ini berbincang2 di dalam mobil. Meskipun begitu perbincangan mereka sangat menarik untuk diikuti. Kita seakan2 orang yang sedang duduk di belakang mobil mereka. Cool! & uniknya, tiap belokan pembicaraan penting itu berhenti & jawabannya akan ada setelah mobil itu belok. Chemistry antara keduanya pun dapat sekali. Salut buat Ka Reza & Adinia! & cerita terakhir ini juga berkesan buat Gue meskipun Gue engga pernah ngalamin sih. Tapi Gue rasa hampir setiap pasangan yang dewasa mengalami hal seperti ini. Hohohoho.

Bag’da

            Beberapa pemain akan ditemukan dalam closing film ini kecuali dari cerita Adzan.

Sangat bangga ada film Indonesia seperti ini. FYI: Cerita Iman Cuman Ingin Nur adalah skenario pertama yang dibuat oleh Mas Salman. Sedangkan Cerita Si Ivan adalah shoot pertama yang diambil. Budget film ini pun hanya berkisar 350 juta & kabarnya akan ada Jakarta Dini Hari sebagai sekuelnya. Cadaasss!! Gue berharap film ini nantinya bisa masuk ke 21. Amin. Karena sayang sekali film sebagus ini hanya bisa disaksikan penonton dengan jumlah terbatas saja. Sukses terus perfilman Indonesia!!!

Tidak ada komentar: